Kombinasi Klorokuin dan N-Acetyl cysteine Menurunkan Ekspresi iNOS Tubulus Proksimal Ginjal Mencit yang Diinfeksi Plasmodium berghei

Authors

  • L Enggar Fitri
  • Imam Sarwono
  • Rita Rahmalia

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.jkb.2011.026.04.8

Abstract

Gagal ginjal adalah salah satu komplikasi malaria dengan adanya kerusakan pada tubulus selain disebabkan sumbatan kapiler oleh eritrosit terinfeksi Plasmodium juga adanya keterlibatan peningkatan produksi Nitric Oxide yang dikatalis enzim inducible Nitric Oxide Synthase (iNOS). Penelitian ini untuk mengetahui efek pemberian kombinasi klorokuin dan NAC terhadap ekspresi inducible Nitric Oxide Synthase (iNOS) pada sel tubulus proksimal ginjal terinfeksi malaria. Kombinasi klorokuin dan NAC yang dicobakan pada penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental terhadap mencit Balb/c jantan yang diinfeksi Plasmodium berghei. Kelompok penelitian dibagi menjadi kelompok kontrol (-) (normal) ,kelompok kontrol (+) (mencit terinfeksi Plasmodium tanpa terapi), kelompok klorokuin dengan dosis 0,05 mg/grBB, dan kelompok kombinasi klorokuin dengan dosis 0,05 mg/grBB dan NAC dengan dosis 0,05 mg/grBB. Setelah diinfeksi dan derajat parasitemia mencapai 15% masing-masing kelompok diberi perlakuan. Pada hari ke 3 dan 7 mencit dari masing-masing kelompok dimatikan. Efek kerja klorokuin dan NAC dilihat dari perubahan jumlah ekspresi iNOS yang dideteksi dengan tehnik imunohistokimia pada sel tubulus proksimal ginjal. Hasil memperlihatkan ekspresi iNOS meningkat secara signifikan pada sel tubulus proksimal ginjal yang diinfeksi Plasmodium (p<0,05) dan mengalami penurunan secara signifikan dengan pemberian kombinasi klorokuin dan NAC pada hari ke-3 dan ke-7 (p<0,05). Kesimpulannya infeksi Plasmodium ekspresi iNOS pada sel tubulus proksimal ginjal mencit meningkat, ekspresi iNOS menurun baik dengan pemberian klorokuin saja maupun dengan pemberian kombinasi klorokuin dan NAC.
Kata Kunci: Plasmodium berghei, klorokuin, N-acetyl cysteine (NAC), inducible Nitric Oxide Synthase (iNOS)

Downloads

Download data is not yet available.

References

Braunwald E, Fauci A, Kasper D, Hauser S, Longo D, and Jameson J. Harrison's Principle of Internal Medicine. 14th edition. New York; McGraw Hill: 2001; p. 1203-1212.

Nurul HA. Riset Malaria dan Keanekaragaman Genom Manusia. Medika. 2000; 4.

Liew FY and Cox FEG. Non Spesific Defence Mechanism: The Role of Nitric Oxide. Immunology Today. 1991; 12(3): 17-21.

Kaufmann, S. H. E., 1999, Immunity to Intracellular Bacteria. Annual Review of Immunology. 1993; 11: 129-163.

Harijanto PN. Gejala Klinik Malaria Berat. Di dalam: Harijanto PN (ed). Malaria: Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Penanganannya. Jakarta: EGC; 2000; p: 166-175.

Hunt NH, Kopp M, and Stocker R. Free Radicals and Antioxidants. In: Ong ASH, Packer (Eds). Lipid Soluble Antioxidant, Biochemistry and Clinical Aplication. Basel: Birkhauser Verlag; 1992; p. 337-354.

Potup P, Viriyarejakul P, Punpoowong B, Pongponratn E, Khachansaksumet V, and Maneerat Y. Nitric Oxide Involvment in Pathogenesis of Kidney in Falciparum Malaria. (Online) 2003. http://www.tm.mahidol.ac.th/tmpt/d_pathology_abstract_12.htm. [diakses tanggal 18 September 2005].

Wiser MF. Chloroquine and the Food Vacuole. (Online) 2003. http://www.tulane.edu /wiser /protozoology/notes/drugs.html. [diakses tanggal 15 Juni 2005].

Goldsmith R. Obat Antimalaria. Di dalam: BG Katzung BG (Ed). Farmakologi Dasar dan Klinik edisi 6. Jakarta: EGC; 1997; p. 563-572.

Fitri LE. Analisis Patogenesis Malaria dengan Komplikasi: Tinjauan Molekuler terhadap Peran Molekul Adhesi Eritrosit Terinfeksi Plasmodium Falciparum Isolat Malang dan Keterlibatan Senyawa Oksigen Reaktif. [Disertasi]. Universitas Brawijaya Malang. 2004.

Rosidah A. Efek Pemberian Kombinasi Klorokuin dan N-acetyl cystein terhadap Perubahan Derajat Nekrosis Sel Epitel Tubulus Proksimal Ginjal Mencit Galur Balb/C yang diinfeksi Plasmodium berghei. [Skripsi]. Universitas Brawijaya, Malang. 2004.

Staal FJ, Ela SW, Roedeerer M, Anderson MT, and Herzenberg LA. Glutathione Deficiency and Human Immunodeficiency Virus Infection. The Lancet. 1992; 339(8798): 909-912.

Treeprasertsuk S, Krudsood S, Tosukhowong T, et al. N-Acetyl Cysteine in Severe Falciparum Malaria in Thailand. The Southeast Asian Journal of Tropical Medicine and Public Health. 2003; 34(1): 37-42.

Ker AME, Panzer A, and Viljoen M. The Whip of Falciparum Malaria. The Medicine Journal. 2002; 44(1): 17-18.

Viljoen M and Panzer A. Introduction to Nitric Oxide. The Medicine Journal, 2001; 43(6): 36-38.

Clark IA, MM Awburn, Harper CG, Liomba NG, and Molyneux ME. Introduction of HO-1 in Tissue Macrophages and Monocytes in Fatal Malaria and Sepsis. Malaria Journal. 2003; 2: 41.

Burgner D, Rockett K, and Kwiatkowski D. Nitric Oxide and Infectious Disease. Archieves of Disease in Childhood. 1999; 81(2): 185-188.

Sukarban dan Zunilda. Obat Malaria. Di dalam: Ganiswara (Ed). Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 1999; p. 545-559.

Mycek MJ. Farmakologi Ulasan Bergambar. Jakarta: Widya Medika; 2001; p. 128-129.

Ghigo D, Aldieri E, Todde R, et al. Chloroquine Stimulates Nitric Oxide Synthesis in Murine, Porcine and Human Endothelial Cells. The Journal of Clinical Investigation 1998; 102(3): 595-605.

Halliwel B and Gutteridge JMC. Free Radical in Biology and Medicine. 3rd edition. Oxford: Oxford University Press; 1998; p. 140-148.

Watt G, Jongsakul K, and Ruangvirayuth R. A Pilot Study of N-Acetyl Cysteine as Adjuctive Theraphy for Severe Malaria. QJM: An International Journal of Medicine. 2002; 95(5): 285-290.

Downloads

Issue

Section

Research Article