Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Pelaporan Insiden di Instalasi Farmasi RSUD Ngudi Waluyo Wlingi

Authors

  • Marlina Adrini T Magister Manajemen Rumah Sakit Fakultas Kedokteran Brawijaya
  • Tuti Harijanto Magister Manajemen Rumah Sakit Fakultas Kedokteran Brawijaya
  • Endah Woro U Rumah Sakit Umum Daerah Ngudi Waluyo Wlingi

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.jkb.2015.028.02.17

Abstract

Keselamatan pasien merupakan bagian penting dalam meningkatkan  mutu pelayanan rumah sakit. Salah satu dari tujuh langkah menuju keselamatan pasien adalah mengembangkan Sistim Pelaporan. Berdasarkan hasil pelaporan IKP di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi selama periode Desember 2013-Agustus 2014 , laporanan dari Instalasi Farmasi hanya ada 2 (dua).  Hal ini menimbulkan kekuatiran bahwa rendahnya pelaporan insiden di Instalasi Farmasi dikarenakan banyak kejadian/insiden yang tidak dilaporkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi, menganalisis dan menentukan  faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya pelaporan insiden di Instalasi Farmasi RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. Penelitian ini menggunakan metode brainstroming dan Focus Group Discussion dengan petugas farmasi dan jajaran manajemen terkait. Hasil pengamatan dan pencatatan menunjukkan 40 KNC dengan 50% terjadi pada tahap prescribing, 37,5% tahap transcribing, dan 12,5% pada tahap dispensing sedangkan pada tahap administration tidak ditemukan KNC. Menurut hasil analisa faktor yang mempengaruhi pelaporan insiden adalah pengetahuan petugas farmasi kurang tentang apa yang harus dilaporkan dan bagaimana pelaporannya. Formulir untuk pelaporan KNC/KPC yang sederhana dan sistematis juga belum ada. Sebagai solusinya  diperlukan pelatihan pelaporan insiden kepada seluruh petugas farmasi. Selanjutnya dibutuhkan komitmen dari pihak direksi, manajemen dan tim KPRS untuk melakukan monitoring dan evaluasi tentang pelaporan IKP dengan cara  visitasi secara periodik dan melalui rapat bulanan. Hasil menunjukkan 40 KNC dengan 50% terjadi pada tahap prescribing, 37,5% tahap transcribing, dan 12,5% pada tahap dispensing sedangkan pada tahap administration tidak ditemukan KNC.Kata Kunci: Instalasi farmasi, Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KPRS), Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP)

Downloads

Download data is not yet available.

References

Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Tanggung Jawab Apoteker Terhadap Keselamatan Pasien (Patient Safety). Jakarta: Departemen Kesehatan; 2008.

da Silva LOG, de Oliveira AIM, de Araujo IB, and Saldanha V. Prescribing Errors in an Intensive Care Unit and the Role of the Pharmacist. Revista Brasileira de Farmácia Hospitalar e Serviços de Saúde. 2012; 3(3): 6-9.

Dwiprahasto I. Medical Error di Rumah Sakit dan Upaya untuk Meminimalkan Risiko. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan. 2004; 7(01); 13-17.

Camire E, Moyen E, and Stelfox HT. Medication Errors in Critical Care: Risk Factors, Prevention and Disclosure. Canadian Medical Association Journal. 2009; 180(9): 936-943.

Cahyono JBSB. Membangun Budaya Keselamatan Pasien dalam Praktik Kedokteran. Yogjakarta: Kanisius; 2008.

Olsen S, Neale G, Schwab K, et al. Hospital Staff Should Use More than One Method to Detect Adverse Events and Potential Adverse Events: Incident Reporting, Pharmacist Surveillance and Local Real-Time Record Review May All Have a Place. Quality and Safety in Health Care. 2007; 16(1): 40-44.

Beginta R. Pengaruh Budaya Keselamatan Pasien, Gaya Kepemimpinan, Tim Kerja terhadap Persepsi Pelaporan Kesalahan Pelayanan oleh Perawat di Unit Rawat Inap RSU Daerah Kabupaten Bekasi tahun 2011. [Tesis]. Universitas Indonesia, Jakarta. 2012.

RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien Tim Mutu Penunjang 2014. Blitar: RSUD Ngudi Waluyo; 2014.

Tamuz M, Thomas EJ, and Franchois KE. Defining and Classifying Medical Error: Lessons for Patient Safety Reporting Systems. Quality and Safety in Health Care. 2004; 13(1): 13-20.

Perwitasari DA, Abror J, and Wayuningsih I. Medication Errors in Outpatients of a Government Hospital in Yogyakarta Indonesia. International Journal of Pharmaceutical Sciences Review and Research. 2010; 1(1): 8-10.

Simamora S, Paryanti, dan Mangunsong S. Peran Tenaga Teknis Kefarmasian dalam Menurunkan Angka Kejadian Medication Error. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan. 2011; 14(04): 207-212.

Budihardjo A. Pentingnya Safety Culture di Rumah Sakit-Upaya Meminimalkan Adverse Events. Jurnal Manajemen Bisnis. 2008; 1(1): 53-70.

Murdyastuti S. Pengaruh Persepsi Tentang Profesionalitas, Pengetahuan Patients Safety dan Motivasi Perawat terhadap Pelaksanaan Program Patients Safety di Ruang Rawat Inap RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. [Tesis]. Universitas Sebelas Maret, Surakarta. 2010.

Ayudyawardani SD. Pengembangan Model Budaya Keselamatan Pasien yang Sesuai di Rumah Sakit Ibu Anak Tumbuh Kembang Cimanggis tahun 2012. [Tesis]. Universitas Indonesia, Jakarta. 2012.

Uribe CL, Schweikhart SB, Pathak DS, Dow M, and Mars GB. Perceived Barriers to Medical-Error Reporting: An Exploratory Investigation. Journal of Healthcare Management. 2002; 47(4): 263-279.

Downloads

Published

2015-08-06

Issue

Section

Supplement