Efek Ekstrak Kacang T unggak terhadap Osteoblas dan Osteoklas pada Tikus dengan Ovarektomi

Authors

  • Didiek Darmadi Ts Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang
  • Nurdiana Nurdiana Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang
  • Eviana Norahmawati Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.jkb.2011.026.03.4

Abstract

Setelah menopause, wanita kehilangan efek protektif dari estrogen, sehingga merubah jalannya remodeling tulang dan akhirnya  terjadi  osteoporosis. T ujuan penelitian ini  untuk  mengetahui  apakah  ekstrak  kacang  tunggak  dengan  kandungan genistein didalamnya dapat  berperan sebagai fitoestrogen yang dapat  menjadi alternatif  terapi pengganti  estrogen pada tikus  yang  telah  diovarektomi.  Pada  penelitian  ini  digunakan  6  kelompok  yaitu:  1)  kelompok  tikus  normal  (K-neg),  2) kelompok  tikus  yang  di  ovarektomi  dan  dipertahankan  selama  1  bulan  (K-pos1),  3)  kelompok  tikus  yang  di  ovarektomi  dan dipertahankan selama 2 bulan (K-pos2),  4) kelompok yang diovarektomi dan dipertahankan selama 1 bulan kemudian diberi  ekstrak  kacang  tunggak  dosis  0,5  ml/kgBB (K-1),  5)  2,5  ml/kgBB (K-2),  dan  kelompok  6  dengan  dosis  5  ml/kgBB (K-3). T ulang  femur  distal  setiap  tikus  diambil  kemudian  dicat  menggunakan  Hematoxillin-Eosin.  Jumlah  osteoblas  dan  osteoklas kemudian dihitung dari 20 lapang pandang dengan perbesaran 1000x menggunakan mikroskop mikrofoto Olympus dan kemudian  dihitung  rata-ratanya.  Data  dianalisa  menggunakan  One Way  ANOVA.  Hasil menunjukkan  jumlah  osteoblas pada  pada  kelompok  tikus  yang  di  ovorektomi  selama  satu  bulan  dengan  pemberian  ekstrak  kacang  tunggak  dosis  2,5  dan 5  ml/kgBB   secara  signifikan  lebih  rendah  dibandingkan  kontrol  positif .

Downloads

Download data is not yet available.

References

Bachmann G. Menopausal Vasomotor Symptoms: A Review of Causes, Effects and Evidence-Based Treatment Options. The Journal of Reproductive Medicine. 2005; 50(3): 155-165.

Ferdinand Z. Osteoporosis Deteksi Dini, Penanganan, dan Terapi Praktis. Jogjakarta: Kata Hati; 2008.

Sutanto LB dan Sutanto DB. Menopause. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007.

Diel P. Phytoestrogens: Benefits and Risks for Human Health. Makalah disajikan dalam 8th Karlsruhe Nutrition Congress. Jerman, 12-14 Oktober 2003.

Achadiat C. Fitoestrogen untuk Wanita Menopause. (Online)2003. http://situs.kesrepro.info/aging/jul/2003/ag01.htm.

Cassidy A. Potensial Risk and Benefit Phytoestrogens Rich Diets. International Journal for Vitamin and Nutrition Research. 2003; 73(2): 120-126.

Duffy C, Perez K, and Partridge A. Implications of Phytoestrogen Intake for Breast Cancer. A Cancer Journal for Clinicians. 2007; 57(5): 260-277.

Nelson HD, Humphrey LL, Nygren P, Teutsch SM, and Allan JD. Postmenopausal Hormone Replacement Therapy: Scientific Review. The Journal of the American Medical Association. 2002; 288(7): 872-881.

Woolf AD and Ã…kesson K. Osteoporosis: An Atlas of Investigation and Diagnosis. Oxford: ClinicalPublishing; 2008.

Wang X, Chen S, Ma G, Ye M and Lu G. Genistein Protects Dopaminergc Neurons by Inhibiting Microgliai Activation. Neuroreport. 2005; 16(3): 267-270.

Brüne B, Knethen A, and Sandau KB. Nitric Oxide (NO): an Effector of Apoptosis. Call Death and Differentiation. 1999; 6(10): 969-975.

Brüne, B. Nitric Oxide: NO Apoptosis or Turning it ON? Cell Death & Differentiation. 2003; 10(8): 864–869.

Laochumroonvorapong P, Paul S, Elkon KB, and Kaplan G. H2O2 Induces Monocyte Apoptosis and Reduces Viability of Mycobacterium avium-M. Intracellulare within Cultured Human Monocytes. Infection and Immunity. 1996; 64(2):452–459.

Lauritzen C and Studd J. Current Management of the Menopause. United Kingdom: Taylor & Francis Group: 2005.

Downloads

Published

2013-04-27

Issue

Section

Research Article

Most read articles by the same author(s)