Hubungan antara Kadar Tumor Necrosis Factor-Alpha (TNF-α) Plasma dengan Kejang Demam Sederhana pada Anak

Authors

  • Dewi Nurindah Laboratorium Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 2 Malang Tel. (0341) 366242
  • Masdar Muid
  • Sumarno Retoprawiro

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.jkb.2014.028.02.10

Abstract

Kejang demam adalah penyebab kejang paling umum pada anak dan sering menjadi penyebab rawat inap di rumah sakit secara darurat. Studi pendahuluan pada anak menunjukkan bahwa jaringan sitokin diaktifkan dan mungkin berperan dalam patogenesis kejang demam namun, signifikansi klinis yang tepat masih belum jelas. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hubungan antara kadar TNF-α plasma dengan kejang demam sederhana. Penelitian cross sectional dilakukan pada Maret-April 2014 di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum dr. Saiful Anwar Malang. Terdapat 38 subjek yang memenuhi kriteria inklusi, 19 pasien kejang demam sederhana dan 19 pasien demam tanpa kejang (usia 6 bulan-5 tahun). Kadar TNF-α plasma diperiksa dengan ELISA. Analisis Independent t test menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna karakteristik subjek, suhu rektal dan kadar lekosit. Analisis Mann-Whitney menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna karakteristik subjek  jenis kelamin dan kadar CRP. Kejang demam lebih banyak ditemukan pada usia yang lebih muda dibandingkan demam tanpa kejang. Hasil Independent t test juga menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara kadar TNF-α plasma kelompok kejang demam sederhana dan kelompok demam tanpa kejang (p=0,002). Hasil uji Spearman menunjukkan terdapat korelasi negatif sedang yang bermakna antara kadar TNF-α plasma kelompok kejang demam sederhana dan kelompok demam tanpa kejang (r=-0,533; p=0,001). Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kadar TNF-α plasma dengan terjadinya kejang demam sederhana.

Kata Kunci: Anak, kejang demam sederhana, TNF-α plasma

Downloads

Download data is not yet available.

References

Karande S. Febrile Seizures: A Review for Family Physicians. Indian Journal of Medical Sciences. 2007; 61(3): 161-172.

Srinivasan J, Wallace KA, and Scheffer IE. Febrile Seizures. Australian Family Physician. 2005; 34(12): 1021-1025.

Shinnar S and Glauser TA. Febrile Seizures. Journal of Child Neurology. 2002; 17(Suppl1): S44-S52.

Pusponegoro HD, Widodo DP, and Ismael S. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2006; hal. 1-9.

Velasco-Ramirez SF, Rosales-Rivera LY, Ramirez-Anguiano AC, and Bitzer-Quintero OK. Cytokines and the Nervous System: The Relationship between Seizures and Epilepsy. Reviews Neurology. 2013; 57(4): 171-177.

Vezzani A, Moneta D, Richichi C, Perego C, and De Simoni MG. Functional Role of Proinflammatory and Anti-Inflammatory Cytokines in Seizures. Advances in Experimental Medicine and Biology. 2004; 548: 123-133.

Saghazadeh A, Gharedaghi M, Meysamie A, Bauer S, and Rezaei N. Proinflammatory and Anti-inflammatory Cytokines in Febrile Seizures and Epilepsy: Systematic Review and Meta-analysis. Revista de Neurologia. 2014; 25: 281-305.

Haberlandt E, Rauchenzauner M, Morass M, Scholl-Buergi S, Rostásy K, and Karall D. Proinflammatory Cytokines in Children with Febrile Seizures. Neuropediatrics. 2008; 39: V11.

Choi J, Min HJ, and Shin JS. Increased Levels of HMGB1 and Pro-Inflammatory Cytokines in Children with Febrile Seizures. Journal of Neuroinflammation. 2011; 8: 135-144.

Dahlan MS. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika; 2009; hal. 21-68.

Dahlan MS. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika; 2004; hal. 4-27.

Millar JS. Evaluation and Treatment of the Child with Febrile Seizure. American Family Physician. 2006; 73(10): 1761-1764.

Fuadi, Bahtera T, dan Wijayahadi N. Faktor Risiko Bangkitan Kejang Demam pada Anak. Sari Pediatri. 2010; 12(3): 140-149.

Fisher RS and Wu J. Basic Electrophysiology of Febrile Seizures. In: Baram TZ and Shinnar S (Eds). Febrile Seizures. San Diego: Academic Press; 2002: p. 231-247.

Iva-Yuana, Bahtera T, dan Wijayahadi N. Korelasi Kadar Seng Serum dan Bangkitan Kejang Demam. Sari Pediatri. 2010; 12(3): 150-156.

Utama IMGDL. Uji Diagnostik C-Reactive Protein, Leukosit, Nilai Total Neutrofil, dan Suhu pada Anak Demam dengan Penyebab yang Tidak Diketahui. Sari Pediatri. 2012; 13(6): 412-419.

Castelli GP, Pognani C, Meisner M, Stuani A, Bellomi D, and Sgarbi L. Procalcitonin and C-Reactive Protein during Systemic Inflammatory Response Syndrome, Sepsis and Organ Dysfunction. Critical Care. 2004; 8(4): R234-R242.

Iskandar HR, Pudjiadi A, Mulyo D, Pratiwi A, dan Suryatin Y. Sensitifitas dan Spesifisitas Pemeriksaan Procalcitonin, C-Reactive Protein (CRP), dan Hitung Leukosit untuk Memprediksi Infeksi Bakterial pada Sindrom Syok Dengue di Pediatric Intensive Care Unit. Sari Pediatri. 2010; 12(4): 99-102.

Matsuo M, Sasaki K, Ichimaru T, Nakazato S, and Hamasaki Y. Increased IL-1beta Production from dsRNA-Stimulated Leukocytes in Febrile Seizures. Pediatric Neurology. 2006; 35(2): 102-106.

Downloads

Published

2014-08-26

Issue

Section

Research Article