Efek Penambahan Ekstrak Echinaceapada Infeksi Plasmodium Berghei

Authors

  • Tri Wulandari Kesetyaningsih Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
  • Sri Sundari Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.jkb.2013.027.03.4

Abstract

Selain protektif ,  respon imun  terhadap malaria dapat memicu imunopatologi malaria. Echinacea purpurea  merupakan agen  yang  berkhasiat  meningkatkan  imunitas  melalui  fagositosis,  stimulasi  sel-sel  fibroblas,  aktivasi  respirasi  dan mobilitas leuk osit. Penelitian ini  bertujuan membuktikan efek pemberian Echinacea  pada pengobatan malaria ssecara in vivo.  Rancangan penelitian adalah pre dan  postest control  group dengan hewan coba Mus musculus strain  DDI jantan, umur 5 minggu, berat 20-25 gram sebanyak 24 ekor dibagi menjadi 5 kelompok yaitu   K- (tanpa diobati); K+ (klorokuin 10mg/kg  BB);  P1  (0,65  mg  ekstrak/ekor);  P2  (1,3  mg  ekstrak/ekor);  P3  (k ombinasi  klorokuin-ekstrak).  Parasitemia diperiksa  setiap  hari selama  5 hari setelah 24 jam  infeksi,  pemeriksaan  histologis dilakukan pada hari ke lima.  ANOVA dan Kruskall-Wallis digunakan masing-masing untuk uji perbedaan parasitemia dan gambaran histologis. Hasil menunjukkan ada  perbedaan  bermakna  penurunan  parasitemia  antar  kelompok  penelitian  (p=0,023).  Penurunan  parasitemia kelompok Echinacea bersifat lambat seperti akibat reaksi imunitas tubuh, sedangkan pada klorokuin terjadi lebih cepat. T erjadi  peningkatan  aktivitas  lien  pada  kelompok  Echinacea  dan  tidak  ada  perbedaan  gambaran  histologis  otak  antar kelompok  penelitian.  Dapat  disimpulkan  bahwa  Echinacea  memperlambat  penurunan  parasitemia  dan  memperbaiki aktivitas  lien.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Davi C and Shiel WC Malaria. (Online) Jan. 2010: [diakses tanggal 3 Januari 2011].

Zein U. Penanganan Terkini Malaria Falciparum. [Repository]. Universitas Sumatera Utara, Medan. 2005.

Langhorne J, Quin J, and Sanni LA. Mouse Models of Blood Stage Malaria Infection: Immune Responses and Cytokines Involved in Protection and Pathology. Chemical Immunology. 2002; 80: 204-228.

Combe V , Coltel N, Faille D, Wamer C, and Grau GE. Cerebral Malaria: Role of Microparticles and Plateles in Alterations of the Blood–Brain Barrier. International Journal for Parasitology. 2006; 36(5): 541–546.

Katz H. Immune Supplement Designed to Strengthen and Boost the Immune Systems are Good for Oral Health. (Online) 2010. http://www.therabreath.com/immune-supplements.html

Periyanayagam K, Devi KN, Suseela L, Uma A, and Ismail M. In Vivo Antimalarial Activity of Leaves of Plectranthus Amboinicus (lour) Spreng on Plasmodium Berghei Yoelli. Journals on Communicable Diseases. 2008; 40(2): 121-125.

Pedroni HC, Bettoni CC, Spalding SM, and Dalla CT. Plasmodium Berghei Development an Irreversible Experi mental Malaria Model in Wistar Rats.Experimental Parasitology. 2006; 113(3): 193-196.

Beeson JG, Osier FHA, and Engwerda CR. Recent Insight into Humoral and Cellular Immune Reponses Against Malaria. Trend in Parasitology. 2008; 24(12): 578-585.

Health Technology Assessment Indonesia. Pemberian Terapi Imunomodulator Herbal. Jakarta: Health Technology Assessment Indonesia; 2004.

Hearn J, Rayment N, David NL, David RK, and de Souza JB. Immunopathology of Cerebral Malaria: Morphological Evidence of Parasite Sequetration in Murine Brain Microvaculature. Infection and Immunity. 2000;68(9): 5364-5376.

Baptita FG, Pamplona A, Pena AC, Mota MM, Pied Y, and Vigário AM. Accumulation of Plasmodium berghei-Infected Red Blood Cells in the Brain Is Crucial for the Development of Cerebral Malaria in Mice. Infection and Immunity. 2010; 78(9): 4033-4039.

Downloads

Published

2013-04-27

Issue

Section

Research Article