Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Akurasi Kode diagnosis di Puskesmas Rawat Jalan Kota Malang

Authors

  • Endang Sri Dewi Hastuti Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Malang
  • Mulyohadi Ali

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.jkb.2019.030.03.12

Keywords:

Akurasi data, determinan, ICD X, pelayanan primer, rekam medik

Abstract

Akurasi kode diagnosis dalam rekam medik pasien kasus rawat jalan pada Puskesmas merupakan persyaratan penting sebagai sumber data epidemiologi karena besarnya kontribusi data Puskesmas sebagai layanan primer pada data nasional. Pengamatan dilapangan menunjukkan masih lemahnya akurasi kode diagnosis sesuai ICD-10 sehingaa penelitian inti dilakukan untuk mengeksplorasi keakuratan kode diagnosis penyakit berdasarkan ICD-10, serta menganalisa faktor-faktor mempengaruhi. Kajian cross sectional dilakukan di 5 Puskesmas Rawat Jalan Kota Malang, dengan faktor yang dikaji meliputi pengalaman kerja, pelatihan tentang kodefikasi diagnosis penyakit, ketersediaan buku ICD-10, ketersediaan SOP kode diagnosis dan pengetahuan tentang kodefikasi diagnosis penyakit, dan variabel terikatnya adalah akurasi kodefikasi diagnosis penyakit. Jumlah responden 15 koder terdiri dari 5 tenaga dokter, 5 tenaga dokter gigi dan 5 tenaga perawat yang berasal dari 5 Puskesmas dan kesemuanya terlibat dalam pengkodean diagnosis penyakit di Puskesmas. Jumlah sampel dokumen RM rawat jalan yang diperiksa keakuratannya dari setiap Puskesmas sebanyak 36 dokumen, yang diambil dengan metode purposive sampling. Hasil analisa keakuratan kode diagnosis menunjukkan >50% responden menunjukkan akurasi kodefikasi diagnosis yang rendah (<50%). Hasil uji Fisher's Exact Test secara menunjukkan hubungan signifikan pengalaman kerja mengkode, tersedianya standar operasional prosedur (SOP) kode diagnosis dan pengetahuan tentang kodefikasi diagnosis penyakit, terhadap akurasi kode. Pengetahuan koder tentang kodefikasi diagnosis penyakit merupakan faktor yang paling berperan terhadap keakuratan kodefikasi diagnosis penyakit.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Utami YT. Hubungan Pengetahuan Coder dengan Keakuratan Kode Diagnosis Pasien Rawat Inap Jaminan Kesehatan Masyarakat Berdasarkan ICD-10 Di RSUD Simo, Boyolali. Jurnal Jurnal INFOKES Universitas Duta Bangsa Surakarta. 2015; 5(1): 13-25.

Saputro NT dan Nuryati. Faktor Penyebab Ketidaktepatan Kode Diagnosis di Puskesmas Mojolaban Sukoharjo Jawa Tengah. Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia. 2015; 3(1), 59-64.

Suriawan NLES, Kartiko BH, dan Adhiwirawan B. Factors Affecting the Innaccuracy of Outpatient Disease Diagnosis Coding in General Surgery and Neurosurgery Polyclinics, Hospital X, Badung Regency. Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit. 2017; 6(3): 232-238.

Pramono AE dan Nuryati. Keakuratan Kode Diagnosis Penyakit Berdasarkan ICD-10 di Puskesmas Gondokusuman II Kota Yogyakarta. Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia. 2013; 1(1): 42-61.

Lestari AD. Analisis Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Paramedis dan Non Paramedis Tentang Pengkodean Penyakit di Puskesmas Mijen Kota Semarang. [Tugas Akhir]. Universitas Dian Nuswantoro, Semarang. 2014.

Sudra RI dan Pujihastuti A. Pengaruh Penulisan Diagnosis dan Pengetahuan Petugas Rekam Medis tentang Terminologi Medis terhadap Keakuratan Kode Diagnosis. Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia. 2016; 4(1): 67-72.

Maryati W, Murti B, and Indarto D. Factors Affecting the Quality of Diagnosis Coding and Medical Record at Dr. Moewardi Hospital, Surakarta. Journal of Health Policy and Management. 2016; 1(2): 61-70.

Yuniati DI. Analisis Hasil Koding yang Dihasilkan oleh Koder di Rumah Sakit Pemerintah X di Kota Semarang Tahun 2012. Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia. 2012; 1(4): 167-174.

Farzandipour M, Sheikhtaheri A, and Sadoughi F. Effective Factors on Accuracy of Principal Diagnosis Coding Based on International Classification of Diseases, The 10 Revision (ICD10). International Journal of Information Management. 2010; 30(1): 78-84.

Noor VMM, Ansyori A, dan Hariyanto T. Peran Pengetahuan dan Sikap Dokter dalam Ketepatan Kodefikasi diagnosis penyakit Diagnosis Berdasar ICD-10. Jurnal Kedokteran Brawijaya. 2014; 28(1): 65-67.

Widjaya L dan Rumana NA. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keakurasian Koding Ibu Melahirkan dan Bayi di Beberapa Rumah Sakit Tahun 2014. [Skripsi]. Universitas Esa Unggul, Jakarta. 2014.

Santos S, Murphy G, Baxter K, and Robinson KM. Organisational Factors Affecting the Quality of Hospital Clinical Coding. Health Information Management. 2008; 37(1): 25-37.

Wibawa IMK, Bagia IW, dan Yulianthini NN. Analisis Kegagalan Pelatihan dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Karyawan. e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen. 2016; 4(1): 1-13.

Rahayu H, Ernawati D, dan Kresnowati L. Akurasi Kode Diagnosis Utama pada RM 1 Dokumen Rekam Medis Ruang Karmel dan Karakteristik Petugas Koding Rawat Inap Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus Periode Desember 2009. Jurnal Visikes. 2011; 10(1): 1-5.

Windari A dan Kristijono A. Analisis Ketepatan Koding yang Dihasilkan Koder di RSUD Ungaran. Jurnal Riset Kesehatan. 2016; 5(1): 35-39.

Maimun N, Natassa J, Trisna WV, dan Supriatin Y. Pengaruh Kompetensi Koder Terhadap Keakuratan Dan Ketepatan Pengkodean Menggunakan ICD-10 di Rumah Sakit “X†Pekanbaru Tahun 2016. Jurnal KesMARS. 2018; 1(1): 31-43.

Joosse P, de Jongh MA, van Delft-Schreurs CC, Verhofstad MH, and Goslings JC. Improving Performance and Agreement in Injury Coding Using the Abbreviated Injury Scale: A Training Course Helps. Health Information Management Journal. 2014; 43(2): 17-22.

Downloads

Published

2019-02-28

Issue

Section

Research Article